Senin, 28 November 2011

manusia dalam prespektif psikologi islsm

MANUSIA DALAM PERPEKTIF
PSIKOLOGI DAN ISLAM 
 Oleh: Iftitah                         

Psikologi sebagai ilmu yang baru lahir dan memisahkan diri dari akar ilmu yakni filsafat sudak menunjukan eksistensinya dengan berdiri sendiri karena adanya unsur-unsur yang membuat psikologi di anggap sebagai ilmu yaitu psikologi bersifat empiris, sistematis, universal dan komulatif.
Dalam islam, psikologi sudah di singgung dalam Al-Qur’an yang di lafadkan dengan kata nafs. Nafs sendiri dalam Al-Qur’an memiliki berbagai makna. Psikologi yang mempelajari jiwa (tingkah laku) manusia. Islam juga membahas tentang manusia mulai dari tujuan manusia diciptakan, produsi dan reproduksi manusia, potensi manusia dan unsure-unsur pendukung potensi manusia dari dalam.
 Pengertian Psikologi ditinjau dari Al-quran.
         Sebelum mengurai tentang psikologi yang ditinjau melalui al-quran. Terlebih dahulu akan dijelaskan asal-usul makna kata psikologi, secara etimologi "psikologi" diambil dari perkataan yunani "psyche" yang artinya jiwa dan "logos" yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi (menurut arti kata) psikologi artinya ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang jiwa. Baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya. Dengan singkat disebut ilmu jiwa.[1]     
         Hal ini dapat dimengerti karena kata jiwa sendiri memiliki arti yang amat beragam, menurut al-alqaq(1991), dalam tradisi yunani jiwa ditempatkan sebagai mata rantai ketiga dari unsur psiki manusia setelah akal dan ruh. Jiwa pada tatanan ini merupakan sinonim dari "gerakan hidup" atau kekuatan yang membuat anggota menjadi hidup.
         Dalam bahasa arab, kata jiwa sepadan dengan kata nafs. Kata ini secara berdiri terulang sebanyak 74 kali dalm berbagai ayat Al-quran.[2] Kata nafs dalam berbagai bentuk memiliki berbagai arti, antara lain yaitu seperti dibawah ini:
a. Hati
Artinya : “ Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada dalam hatimu; jika kamu orang-orang yang baik, Maka Sesungguhnya dia Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertaubat” (Al-israa’ : 25).
b.Jenis
Artinya : “ Sungguh Telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi Penyayang terhadap orang-orang mukmin” (Al-Taubah : 128).
c. Ruh
Artinya : “Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; Maka dia tahanlah jiwa (orang) yang Telah dia tetapkan kematiannya dan dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir” (Al-Zumar : 42).
d.Totalitas Manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar